A.
Latar Belakang Masalah
Proses belajar-mengajar pada
hakekatnya adalah proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut terdapat
tiga komponen penting yang memainkan perannya yaitu: pesan yang disampaikan
dalam hal ini adalah kurikulum, komunikator (guru), dan komunikan (siswa). Kegiatan
belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri, di mana
guru atau dosen dan siswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan
pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan
efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme,
ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan gairah.
Salah satu usaha untuk mengatasi
keadaan demikian ialah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam
proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut di samping
sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal ini media
pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian dari media pembelajaran ?
2.
Apakah
yang melandasi penggunaan media pembelajaran ?
3.
Apakah
tujuan dari penggunaan media pembelajaran ?
4.
Apakah
fungsi dan kegunaan dari media pembelajaran ?
C.
Tujuan Makalah
1.
Mengetahui
pengertian media pembelajaran.
2.
Mengetahui
landasan atau dasar penggunaan media pembelajaran.
3.
Memahami
tujuan dari penggunaan media pembelajaran.
4.
Memahami
fungsi dan kegunaan media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.[1] Dalam
bahasa arab, media adalah perantara ( ( وسائل atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah materi yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian ini guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografi, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual.[2]
Istilah media pembelajaran memiliki beberapa
pengertian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne dan Brigs (dalam Arsyad,
2002) bahwa media pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang diantaranya terdiri atas buku, tape
recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, gambar, grafik, dan
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau peralatan
fisik yang mengandung materi pembelajaran di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.[3]
Istilah “media” sering dikaitkan
dengan kata “teknologi”. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran,
maka tekhnologi mempunyai pengertian sebagai perluasan konsep tentang media,
dimana tekhnologi bukan sekedar benda, alat bahan atau perkakas, tetapi
tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubugan
dengan penerapan ilmu. Dengan demikian, kalau ada tekhnologi pembelajaran
bahasa arab misalnya, maka itu akan membahas masalah bagaimana kita memakai
media dan alat bantu dalam proses mengajar bahasa arab, akan membahas masalah
ketrampilan, sikap, perbuatan dan strategi mengajar bahasa arab. Heinich
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audia, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran. Hubungan komunikasi antara guru dan murid akan berjalan
lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut
media komunikasi.
B.
Dasar atau landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Pemerolehan pengetahuan dan
ketrampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena
interaksi antara pengalaman baru dan pengalaman yang pernah dilakukan
sebelumnya. Menurut Brunei (1996: 10-11) ada tingkatan utama modus belajar,
yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar ((iconic),
dan pengalaman abstrak (symbolik). Pengalaman langsung adalah mengerjakan,
misalnya arti kata ‘simpul’ dipahami dengan langsung membuat simpul. Pada
tingkatan kedua yang diberi label iconic (artinya gambar atau image), kata
‘simpul’ dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau film. Meskipun siswa belum
pernah mengikat tali untuk membuat ‘simpul’ mereka dapat mempelajari dan
memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya pada tingkatan
simbol, siswa membaca atau mendengar kata simpul dan mencoba mencocokkannya
dengan gambar simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam
upaya memperoleh pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru.
Tingkatan pengalaman pemerolehan
hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses
komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat
menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan
ke dalam simbol-simbol tertentu dan siswa sebagai penerima menafsirkan
simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan. Cara pengolahan pesan
oleh guru dan murid dapat digambarkan di bawah ini :
Pesan diproduksi dengan :
|
Pesan dicerna dan dinterpretasi dengan:
|
Berbicara,menyanyi, memainkan alat musik
|
mendengarkan
|
Memvisualisasikan melalui film, foto, lukisan, gambar, model,
patung, grafik,
|
mengamati
|
Menulis atau mengarang
|
membaca
|
Salah satu gambaran yang paling
banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses
belajar adalah Dale’s cone of Experience (kerucut pengalaman Dale). Kerucut
tersebut menggambarkan hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
langsung (konkrit), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan, dramatisasi, karyawisata, televisi, rekaman
radio, lambang visual sampai kepada lambang verbal (abstrak).[4]
Perlu dicatat bahwa urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi
mengajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dari
jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok
siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.
Tingkat keabstrakan pesan akan
semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti
bagan, grafik atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti
itu, indera yang dilibatkan untuk menafsirkannya semakin terbatas, yakni indera
penglihatan dan indera pendengaran. Sesungguhnya pengalaman konkret dan
pengalaman abstrak dialami silih berganti.
Media pengajaran merupakan sesuatu
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. Apapun batasan yang diberikan, terdapat persamaan-persamaan,
diantaranya yaitu bahwa; media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar bisa berlangsung. Dasar mengapa media pembelajaran digunakan oleh
seorang guru adalah untuk :[5]
1.
Memperjelas
informasi atau pesan pengajaran.
2.
Memberi
tekanan pada bagian-bagian yang penting.
3.
Memberi
variasi pengajaran.
4.
Memperjelas
struktur pengajaran.
5.
Memotivasi
proses belajar siswa.
C.
Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Tujuan utama penggunaan media
pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut
dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi.
Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah untuk diproses oleh
peserta didik tanpa harus melalui proses yang panjang yang akan menjadikannya
jenuh. Terkait dengan proses pembelajaran bahasa arab dimana pelajar akan
dibekali atau belajar ketrampilan berbahasa dengan cara berlatih secara
terus-menerus untuk memperoleh ketrampilan tersebut. Padahal berlatih secara
berkesinambungan adalah hal yang membosankan, sehingga kehadiran media dalam
proses belajar bahasa sangat membantu untuk tetap menjaga gairah siswa.
D.
Fungsi dan Kegunaan Media
Pembelajaran
Dalam proses belajar-mengajar, media
memiliki fungsi yang sangat penting. Secara umum fungsi media adalah sebagai
penyalur pesan. Selain fungsi tersebut Hamalik mengemukakan bahwa penggunaan
media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan
minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar-mengajar,
serta dapat mempengaruhi psikologi siswa. Penggunaan media juga dapat membantu
siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan materi dengan menarik,
memudahkan menafsirkan data, dan memadatkan informasi.
Media pembelajaran khususnya media
visual menurut Levie dan Lentz memiliki empat fungsi, yaitu: fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi adalah media visual
dapat menarik atau mengarahkan perhatian siswa agar dapat berkonsentrasi pada
isi pembelajaran yang terkandng dalam media visual tersebut. Seringkali pada
awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran
itu merupakan salah satu pelajaranyang tidak disenangi oleh mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan.
Fungsi afektif yaitu media visual
dapat digunakan untuk menciptakan rasa senang siswa terhadap isi pembelajaran. Media
visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca
teks bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap
siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosia atau ras.
Fungsi kognitif adalah media visual
dapat mempermudah siswa dalam memahami pesan atau informasi yang disampaikan
dalam pembelajaran. Pada fungsi kognitif ini
media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
fungsi kompensatoris adalah media
visual dapat mengakomodasi siswa lemah dalam menerima isi pembelajaran. Pada
fungsi kompensatoris ini media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks, membantu siswa
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain media pembelajaran dapat berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Secara umum media pembelajaran
mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut, sebagaimana disebutkan oleh Arif
S, Sadiman al all(1996) :[6]
1.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata
tertulis atau atau lisan)
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waku, dan daya indera, seperti :
-
Obyek
yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar atau film.
-
Obyek
yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro.
-
Kejadian
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video dan foto.
-
Obyek
yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model diagarm.
3.
Dengan
menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
-
Menimbulkan
semangat siswa.
-
Memungkunkan
interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan
kenyataan.
-
Memungkinkan
peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan minatnya.
-
Memudahkan
untuk menggali informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Selain membangkitkan motivasi dan
minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data, dan memadatkan informasi. Sejalan dengan uraian ini, Yunus (1942: 78)
dalam bukunya attarbiyatu watta’lim mengungkapkan sebagai berikut:
انها أعظم تاثيرا في الحواس والضمن للفهم ...فماراء كمن سمع.
Maksudnya: bahwasanya media pembelajaran paling besar
pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman.... orang yang
mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa
yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat atau melihat dan
mendengar.
تجلب السرور للتلاميذ وتجدّد نشاطهم... انها تساعد على تثبيت الحقائق
في اذهان التلاميذ... انها تحيي الدرس
Maksudnya: media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa
senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka... membantu
memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
Media pembelajaran menurut Kemp
& Dayton (1985: 28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
digunakan untuk perorangan kelompok, yaitu: memotivasi minat atau tindakan,
menyajikan informasi, dan memberikan intruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi,
media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil
yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa untuk
bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media
pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan
sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi
sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian
dapat pula berbentuk hiburan, drama atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau
menonton bahan informasi para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan
dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara
mental, atau terbatas pada perasaan kurang senang, netral atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan
intruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental
maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi
prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Disamping
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan siswa.
Berbagai menfaat media pembelajaran
telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton (1985: 3-4) meskipun
telah lama disadari bahwa banyak keuntungan menggunakan media pembelajaran,
penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran
berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral
pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai
berikut:
1.
Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar
penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru
menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan
media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama
dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan
aplikasi selanjutnya.
2.
Pembeljaran
bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan,
daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang menimbulkan
keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya
menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3.
Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan
pengetahuan.
4.
Lama
waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media
hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran
dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5.
Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
6.
Pembelajaran
dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7.
Sikap
positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
8.
Peran
guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
media pembelajaran merupakan alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang
diantaranya terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video kamera, video
recorder, film, slide, gambar, grafik, dan komputer. Dengan kata lain, media
adalah komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi
pembelajaran di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Salah satu gambaran yang paling
banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses
belajar adalah Dale’s cone of Experience (kerucut pengalaman Dale). Kerucut
tersebut menggambarkan hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
langsung (konkrit), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan, dramatisasi, karyawisata, televisi, rekaman
radio, lambang visual sampai kepada lambang verbal (abstrak).
Media pembelajaran khususnya media
visual menurut Levie dan Lentz memiliki empat fungsi, yaitu: fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad Azhar. 2006. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada).
Gerlach, V.G. dan Ely, D.P.
1971. Teaching and Media. A Systematic approach. Prentice-Hall. Inc.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. (Cetakan ke-7).
Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya
Bakti.
Rosyidi Abd Wahab. 2011. Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep
dasar Pembelajaran Bahasa arab (Malang: UIN-Maliki Press).
Sadiman Arief S, M.Sc. 2006. Media Pendidikan (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada).
[1]
Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, Media Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006). Hal. 6.
[2]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006). Hal.
3.
[3] Abd
Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep dasar Pembelajaran Bahasa
arab (Malang: UIN-Maliki Press, 2011). Hal. 102.
[4]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT RajaGrafindo Prsada, 2006). Hal. 10
[5]
Abd Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep dasar Pembelajaran Bahasa
arab (Malang: UIN-Maliki Press, 2011). Hal. 103
[6]
Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, Media Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006). Hal. 17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar