Bahasa
dan Fungsinya
Dalam menganalisis wacana tidak cukup untuk mengetahui deskripsi
bahasa yang digunakan dalam wacana saja, melainkan harus tahu tujuan dan fungsi
bahasa yang digunakan. Untuk memudahkan dalam menganalisa wacana terlebih
dahulu hendaknya memahami fungsi dari bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai dua
fungsi utama yakni fungsi transaksional dan interaksional. Interaksional
menunjukkan bahwa bahasa mempunyai fungsi menyampaikan isi dan informasi.
Sedangkan fungsi interaksional bahwasanya bahasa terlibat dalam pengungkapan
hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi.
Sejauh ini banyak orang mendefinisikan bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi. Bertolak belakang dari pengertian tersebut, para ahli linguistik
dan filsafat bahasa menciptakan anggapan umum bahwa fungsi bahasa yang paling
penting adalah alat untuk menyampaikan informasi. Adapun bahasa yang dipakai
untuk menyampaikan informasi yang faktual itu dikenal dengan istilah bahasa
transaksional utama. Dalam penggunaan bahasa transaksional seorang pembicara
tentu memikirkan terlebih dahulu apa yang akan ia ucapkan, agar informasi atau
kata-kata yang ia sampaikan itu efektif dan bisa dipahami oleh pendengar. Seperti
halnya jika dokter memberikan resep kepada pasien, polisi memberikan pengarahan
kepada orang yang berpergin maka dia harus memberikan informasi pesan yang
jelas agar tidak menimbulkan kesalah fahaman kepada yang diajak bicara.
Nilai pemakaian bahasa untuk menyampaikan informasi sangat kuat
tertanam dalam mitologi budaya suatu masyarakat. Dengan kemampuan bahasa memungkinkan
bangsa mengembangkan budayanya berdasarkan adat-istiadat, tradisi lisan, agama
yang dianut dan lain sebagainya. Selain itu dengan bahasa tulislah memungkinkan
berkembangnya filsafat, ilmu pengetahuan dan kesusastraan di antara kebudayaan-kebudayaan
itu. Perkembangan semua itu dimungkinkan oleh kemampuan menyampaikan informasi
melalui pemakaian bahasa yang membuat orang mampu menggunakan pengetahuan nenek
moyangnya, menyerap pengetahuan dari orang lain melalui kebudayaannya.
Para ahli liguistik, psikolinguistik, dan filsafat bahasa
mengartikan bahasa sebagai alat untuk meyampaikan informasi, berbeda dengan
ahli sosiologi dan sosiolingustik lebih tertarik mendeskripsikan pemakaian
bahasa untuk memantabkan dan memelihara hubungan-hubungan sosial. Para
penganalisis percakapan memperhatikan pemakaian bahasa untuk merundingkan
solidaritas orang-orang sebaya, tukar-menukar giliraan dalam percakapan dan
ekspresi ketika berbicara. Jelaslah bahwa sebagian besar interaksi manusia
sehari-hari lebih ditandai dengan pemakaian bahasa secara interpersonal
daripada transaksional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar